JENIS KAMERA, ANGLE KAMERA DAN SHOT TYPE
JENIS KAMERA
Kamera menjadi alat yang digunakan seseorang untuk mengabadikan suatu objek ataupun peristiwa yang terjadi. Mayoritas orang saat ini menggunakannya baik sekadar untuk berfoto ria hingga sebagai perangkat untuk menunjang pekerjaan, terutama di bidang fotografi.
Telah ada sejak abad ke-15 berupa Obscura atau kamera lubang jarum, kamera pun saat ini terus beradaptasi seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, mulai dari analog hingga digital seperti yang banyak eksis di pasaran
Berikut adalah beberapa jenis kamera sebagai berikut :
1. Kamera Saku atau Compact Digital
Juga dikenal sebagai pocket camera ini merupakan kamera paling simpel dan sederhana. Bentuknya ringkas, memiliki fitur manual dan otomatis, dengan pilihan format foto RAW, serta kemampuan jangkauan lensa yang bisa diperbesar (zoom).2. Mirrorless
Kamera ini tidak memiliki cermin dari jendela bidik optic (viewfinder) seperti kamera DSLR, namun kualitas gambar yang dihasilkan setara karena image sensor yang digunakan sama besar. Bentuknya menyerupai kamera saku namun dengan lensa yang bisa diganti-ganti.
3. DSLR
Digital Single Lens Reflex (DSLR) merupakan jenis kamera lensa tunggal yang memanfaatkan cermin untuk mengarahkan cahaya dari lensa ke viewfinder. Viewfinder (jendela bidik) adalah lubang kecil di belakang kamera tempat kita mengintip objek foto.
DSLR menggunakan lensa kit 18-55mm, namun bisa diganti sesuai kebutuhan. Aksesorisnya pun banyak dan menjadi kamera yang digunakan para fotografer profesional karena kualitas gambar yang dihasilkan.
4. Kamera Prosumer
Perpaduan kamera saku dan DSLR ini terletak pada bentuk kamera yang mirip DSLR namun lebih kecil. Kata Prosumer diambil dari kata Professional dan Consumer. Kamera ini memiliki fitur yang lebih lengkap dari kamera saku, antara lain pengaturan exposure dan ISO secara manual.
5. Kamera Digital Prosumer
Disebut juga Bridge CDC (Compact Digital Camera) karena memiliki fungsi untuk menjembatani pengguna kamera saku guna mendapatkan fitur dan kualitas foto yang lebih baik. Kualitas kamera jenis ini berada di antara kamera pocket/kamera saku dengan kamera profesional (DSLR).
6. Kamera Butik
Boutique Camera merupakan kamera yang stylish, elegan, dan powerfull. Meski memiliki bentuk yang ringkas, kamera jenis ini mempunyai sensor full frame yang bahkan melebihi kemampuan kamera DSLR. Kamera butik ini rata-rata menggunakan sensor full frame (Leica M9) atau APS-C (X100) dengan kualitas foto atau gambar yang tidak perlu diragukan lagi.
7. Kamera Polaroid
Disebut sebagai kamera instan atau kamera langsung jadi adalah model kamera yang dapat memproses foto sendiri di dalam badan kamera setelah dilakukan pemotretan. Kamera Polaroid ini menggunakan film khusus yang dinamakan sebagai film polaroid yang dapat menghasilkan gambar berwarna atau disebut juga film polacolor.
8. Kamera Aksi
Action camera biasanya lebih banyak digunakan untuk merekam video ketimbang foto. Dengan bentuknya yang portable, dan berukuran lebih kecil dari kamera saku, membuatnya mudah dipasang dimana saja termasuk di atas kendaraan atau di atas helm. Kamera ini digunakan untuk merekam kegiatan ekstrem.
9. Kamera Smartphone
Kamera ini tertanam dalam telepon pintar. Seiring perkembangan teknologi, kualitas kamera smartphone bahkan bisa mengalahkan kualitas kamera digital dengan resolusi tinggi. Kamera ini juga memiliki ragam fitur dan aplikasi.
10. Kamera Medium Format
Merupakan kamera yang menggunakan roll film. Keunggulan kamera jenis ini adalah ketajaman dari detail objek yang difoto. Oleh karena itu, kamera medium format sering dipakai untuk kepentingan komersial seperti foto produk.
Angle kamera merupakan penempatan kamera dari sudut atau ketinggian tertentu untuk mendapatkan pesan dan momen yang ingin disampaikan dalam gambar.
Sudut pandang (Angle) ini menjadi poin utama dalam membuat foto yang menarik, setiap sudut pasti berbeda beda dan memiliki arti tersendiri.
Menentukan sudut untuk membuat foto ini gampang gampang susah, tergantung apa yang ingin dibuat.
Sudut pengambilan foto yang dipergunakan untuk mengambil gambar pasti akan mempengaruhi penilaian untuk yang melihatnya.
Sudut pengambilan foto (Angle camera) diantaranya :
1. Normal Angle (Eye level)
Sudut pandang ini setara dengan pengelihatan manusia, dengan bahasa lain foto yang dihasilkan menggunakan sudut ini akan sama persis apa yang dilihat oleh mata. Posisi kamera pada sudut ini sejajar dengan badan manusia dewasa.
2. High Angle (Sudut tinggi)
Sudut pandang ini pengambilan foto tepat diatas objek, sehingga objek tampak terekspose dari bagian atas. Menggunakan sudut pengambilan foto ini memberi kesan pendek, kecil, rendah , hina, perasaan kesepian, kurang gairah, dan bawahan. Posisi kamera pada sudut ini diatas/lebih tinggi dari objek.
3. Low Angle (Sudut rendah)
Sudut pandang ini sebenarnya kebalikan dari high angle yaitu, sudut pengambilan foto dari bawah objek. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang itu adalah keagungan, kekuasaan, kuat, dominan, dan dinamis. Posisi kamera pada sudut ini dibawah/lebih rendah dari objek.
4. Bird view Angle (Sudut sangat tinggi)
Sudut ini yang dibilang paling sulit atau bisa disebut mahal. Mengapa? Karena membuatnya butuh pengorbanan untuk mencari posisi yang tinggi seperti pegunungan, gedung, atau dari helikopter. Alternatif untuk membuat foto menggunakan sudut bird view sekarang yaitu menggunakan pesawat tanpa awak(Drone). Posisi kamera berada jauh diatas objek untuk memberikan kesan pemandangan.
5. Frog eye Angle (Sudut sangat rendah)
Sebetulnya sudut ini hampir sama dengan Low Angle hanya yang membedakannya Posisi kamera hampir menempel dengan tanah. Untuk mengambil sudut ini bahkan harus tiarap.
SHOT TYPE
Dalam produksi video maupun film, ada sekitar 14 tipe shot dalam pengambilan gambar yang biasa digunakan sebagai acuan para tim produksi (khususnya departemen kamera), masing-masing tipe shot tersebut memiliki fungsi berbeda, hal ini disesuaikan dengan isi pesan yang ingin disampaikan melalui bahasa visual.
Terminologi tipe shot (Shot size/type of shot atau ukuran shot), sampai saat ini memang sangat bervariasi di lingkungan produksi audio visual, meski demikian tetap ada prinsip-prinsip dasar yang sama dalam implementasinya. Pemberian nama dan pedoman untuk beragam tipe shot tersebut sampai saat ini seolah telah menjadi “kesepakatan” umum di industri video, film dan televisi.
Macam-macam Tipe Shots dalam pengambilan gambar yang sering digunakan dalam produksi film dan video diantaranya :
1. EWS (Extreme Wide Shot)
Extreme wide shot merupakan tipe shot yang digunakan untuk menunjukkan sebuah lingkungan dimana subyek film berada. Tipe shot ini seringkali dipakai untuk membangun suasana sebuah adegan, subyek film terkadang hampir tak tampak dalam visual karena penggunaan sudut pandang lebar yang ekstrim.
Tipe shot EWS juga sering digunakan dalam film kolosal yang melibatkan ribuan subyek, dengan menggunakan tipe shot ini jumlah pasukan skala besar dan megah dapat digambarkan secara sempurna.
2. Very Wide Shot (VWS)
Very Wide Shot merupakan tipe shot sangat luas, namun secara visual lebih sempit jika dibandingkan dengan tipe Extreme wide shot.
Pengambilan gambar dengan tipe Very Wide Shot ini masih sangat memungkinkan untuk mengambil banyak subyek dalam sebuah frame. Meskipun subjek film sudah dapat terlihat dengan shot ini, tetapi belum ada penekanan, karena tipe shot ini masih dalam rangka membangun suasana lingkungan dimana subyek film berada.
3. Wide Shot (WS)
Dalam tipe Wide Shot, subjek sudah dapat diidentifikasikan dengan jelas karena telah memenuhi frame gambar meski terdapat jarak diatas kepala dan dibawah kaki. Penggunaan jarak diatas dan dibawah subyek tersebut digunakan untuk “ruang aman” agar lebih nyaman untuk dilihat.
Tipe Wide Shot di beberapa lingkungan produksi juga sering disebut Long Shot, Full Shotdan Total Shot, dimana subyek ditampilkan secara keseluruhan.
4. Mid Shot (MS)
Mid Shot atau sering disebut juga sebagai Medium Shot merupakan tipe shot yang menunjukkan beberapa bagian dari subjek secara lebih rinci, pada subyek manusia tipe shot ini akan menampilkan sebatas pinggang sampai atas kepala.
Tipe Mid Shot masih memiliki ruang untuk memberi keleluasaan subyek dalam bergerak, tipe shot ini sering juga digunakan sebagai permulaan pengambilan gambar sebelum kameraman mengambil gambar lebih dekat untuk mengekpose reaksi dan emosi subyek.
Bagi penonton tipe shot ini masih dirasakan seolah-olah mereka sedang melihat seluruh subjek. Tipe shot ini sering digunakan saat subyek berbicara untuk memberi informasi, misalnya pada waktu wawancara, pengambilan gambar presenter televisi maupun saat dialog dalam film fiksi.
5. Medium Close Up (MCU)
Medium Close Up merupakan jenis shot untuk menunjukkan wajah subyek agar lebih jelas dengan ukuran shot sebatas dada hingga kepala.
Ekpresi wajah dari tipe shot ini sudah bisa ditangkap melalui frame kamera.
6. Close Up (CU)
Tipe shot Close Up sering digunakan untuk menekankan keadaan emosional subyek. Tipe shot ini biasanya mengambil subyek manusia hanya bagian kepala saja. Close up juga berguna untuk menampilkan detail dan dapat digunakan sebagai cut-in.
Wide Shot dan Mid Shot biasa digunakan untuk memberikan fakta-fakta dan informasi umum, sedangkan pengambilan gambar dengan tipe close up dapat digunakan untuk merekam ekspresi wajah subyek lebih mendalam, sehingga penonton dapat turut merasakan emosi yang diutarakan oleh subyek.
7. Extreme Close Up (ECU, XCU)
ECU (juga dikenal sebagai XCU) merupakan tipe shot untuk menampilkan detail obyek, misalnya mata, hidung, atau telinga.
Melakukan pengambilan gambar dengan Extreme Close Up perlu pertimbangan khusus, hal ini jarang sekali dilakukan apabila tidak ada alasan yang kuat.
8. Cut-In (CI)
Cut-In adalah tipe shot yang diambil secara khusus dengan menunjukkan beberapa bagian dari subjek secara rinci.
Hal ini biasanya digunakan untuk menekankan emosi subyek, misalnya gerakan tangan, gerakan kaki, atau yang lainnya sehingga bisa menunjukkan antusiasme, agitasi, kegelisahan, atau apapun yang dialami subyek.
9. Cutaway (CA)
Cutaway adalah jenis shot yang digunakan untuk membangun situasi, subjek bisa berbeda, misalnya hewan kesayangan milik subyek, bagian yang berbeda dari subjek misalnya properti milik subyek, atau apa pun.
Cutaway ini bisa digunakan sebagai penguat suasana shot dan menambah informasi tertentu tentang subyek melalui bahasa visual.
10. Two Shot
Two Shot merupakan tipe shot yang menampilkan dua orang dalam satu frame kamera, tipe shot ini dapat digunakan untuk membangun hubungan antara subjek satu dengan lainnya, masing-masing subyek dapat saling berinteraksi dan terlibat dalam gerakan atau tindakan dalam pengambilan gambar.
Tipe shot ini juga sering digunakan ketika dua presenter sedang membawakan acara ataupun memperkenalkan dua orang secara bersamaan.
11. Over the Shoulder Shot (OSS)
Over the Shoulder Shot merupakan tipe shot yang dilakuakan untuk dua subyek, namun pengambilan gambar dilakuakan dari belakang bahu salah satu subyek. Orang yang dihadapi subjek biasanya harus menempati sekitar 1/3 frame.
Tipe shot ini biasa digunakan dalam sebuah percakapan dua subyek, Framing gambar bisa dilakukan bergantian sehingga visual dapat terlihat dinamis.
12. Noddy Shot
Noddy Shot biasanya digunakan dalam wawancara maupun dialog.
Tipe shot ini juga digunakan untuk menangkap respons maupun reaksi salah satu subyek saat subyek lain bicara dalam pengambilan gambar Over the Shoulder shot.
13. Point-of-View Shot (POV)
Point-of-view shot adalah tipe shot yang menunjukkan sesuatu dari sudut pandang subjek, dalam hal ini fungsi kamera sebagai mata subjek.
14. Weather Shot
Weather Shot merupakan tipe shot yang menjelaskan tentang cuaca dimana subyek berada.
Shot-shot cuaca biasanya juga dapat digunakan untuk mewakili suasana hati subyek.
Komentar
Posting Komentar